Halaman

Rabu, 19 Desember 2018

Menyayangi Hewan adalah Kebajikan dan Menyengsarakannya adalah Kemungkaran

Manusia dan hewan adalah dua mahluk yang sama-sama ciptaan Allah SWT. Tentu saja manusia lebih unggul karena diberi akal pikiran yang lebih sempurna. Tetapi terkadang keunggulan tersebut malah menjadikan manusia semena-mena terhadap makhluk lain. Seharusnya keunggulan tersebut digunakan untuk menyayangi dan membantu makhluk yang lebih lemah. Manusia yang lebih banyak punya potensi, haruslah menjadi penjaga kelestarian alam ini termasuk tumbuhan dan hewan didalamnya.

Kisah persahabatan manusia dan hewan sudah banyak sekali terjadi dan diceritakan. Salah satunya adalah perawi hadist yang sudah termashyur, yaitu Abu Hurairah. Yang mana, Abu Hurairah adalah nama julukan kerena kecintaannya pada kucing sehinga dia dipanggil Abu Hurairah yang artinya bapak kucing kecil.

Abdurrahman bin Shakhr Al-Azdi adalah nama asli Abu Hurairah (lahir 598 - wafat 678). Beliau adalah sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadist dari nabi Muhammad SAW yakni sebanyak 5.374 hadist. Abdurrahman bin Shakhr mendapat julukan Abu Hurairah karena dia senang bermain dengan anak kucing. Suatu ketika beliau bertemu dengan Rasulullah SAW. Lalu Nabi bertanya apakah yang ada di lengan bajunya. Abu Hurairah lalu menunjukan lengan bajunya, dan disana terdapat seekor anak kucing kecil. Sejak itulah beliau mendapat julukan Abu Hurairah yang artinya bapak kucing kecil.

Abu Hurairah memang suka dengan kucing, beliau sering bermain dengannya ketika mengembalakan kambing. Kucing tersebut merupakan kucing liar yang beliau temukan. Beliau kemudian membawanya pulang dan merawatnya.

Yang dinamakan amal shaleh itu tidak hanya melulu urusan antar sesama manusia. Dengan mahluk selain manusia pun bila itu sebuah kebajikan juga dikategorikan amal shaleh. Oleh karenanya sangat dianjurkan untuk menyayangi binatang.
Dalam sebuah hadist diterangkan :
"Ketika tengah berjalan, seorang laki-laki mengalami kehausan yang sangat. Dia turun ke suatu sumur dan meminum darinya. Tatkala ia keluar tiba-tiba ia melihat seeokor anjing yang sedang kehausan sehingga menjulurkan lidahnya menjilat-jilat tanah yang basah. Orang itu berkata: “Sungguh anjing ini telah tertimpa (dahaga) seperti yang telah menimpaku.” Ia (turun lagi ke sumur) untuk memenuhi sepatu kulitnya (dengan air) kemudian memegang sepatu itu dengan mulutnya lalu naik dan memberi minum anjing tersebut. Maka Allah berterima kasih terhadap perbuatannya dan memberikan ampunan kepadanya.” Para sahabat bertanya: “Wahai Rasullulah, apakah kita mendapat pahala (bila berbuat baik) pada binatang?” Beliau bersabda: “Pada setiap yang memiliki hati yang basah maka ada pahala.” ( HR. Al-Bukhari dan Muslim )

Bahkan pada hewan sembelihanpun kita juga dianjurkan untuk berlaku sebaik mungkin.
Sebab Rasulullah bersabda,
“Barangsiapa menyayangi meskipun terhadap hewan sembelihan, niscaya Allah akan merahmatinya pada Hari Kiamat .” (HR. Bukhari)

Sebaliknya, menyiksa binatang juga sangat dilarang dalam Islam dan juga ada ancaman, lebih tepatnya sanksi tegas bagi pelakunya.
Dalam sebuah hadist diriwayatkan :
“ Seorang wanita disiksa karena kucing yang dikurungnya sampai mati. Dengan sebab itu dia masuk ke neraka, (dimana) dia tidak memberinya makanan dan minuman ketika mengurungnya, dan dia tidak pula melepaskannya sehingga dia bisa memakan serangga yang ada di bumi.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim , dari sahabat Abdullah bin Umar)

Artinya dibolehkan memelihara hewan, bahkan dengan cara mengurung sekalipun, asalkan terjamin makan dan minumnya berikut kesehatannya. Dalam arti jangan sampai lupa dan lalai dalam memberikan kasih sayang. Jika sampai melalaikan kewajiban tersebut, neraka sudah siap menanti sebagai bentuk adzab dari Allah Ta’ala.

Sebagaimana juga manusia yang punya hak asasi, binatang juga punyak hak-hak yang harus diperhatikan. Berikut diantaranya adalah :

1. Memperhatikan pemberian makanannya
Tidak hanya makanan ketika di rumah, binatang yang diajak atau digunakan bepergian juga harus diperhatikan ketersedian makanannya.

2. Tidak memeras tenaga binatang secara berlebihan
Ini berlaku untuk binatang yang biasanya dimanfaatkan tenaganya untuk suatu pekerjaan. Nabi telah melarang untuk memperkerjakannya melampaui batas.

3. Menajamkan pisau untuk menyembelih
Ini bertujuan agar proses penyembelihan berjalan cepat. Sehingga tidak menjadikan siksaan bagi binatang tersebut. Mengasah pisau sebaiknya juga tidak dilakukan didepan binatang tersebut.

4. Tidak memberi cap dengan besi yang dipanaskan
Hal ini dilarang karena akan menyiksa binatang tersebut.

5. Tidak menjadikan sebagai sasaran dalam latihan memanah atau sejenisnya
Hal ini juga dilarang karena akan memberikan siksaan bagi binatang tersebut.

Sudah sepatutnya manusia tidak mengeksploitasi keberadaan binatang secara berlebihan. Karena sesuatu yang berlebihan pasti akan buruk hasilnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar