Halaman

Kamis, 06 Desember 2018

Ikhtiarku dan Harapanku

Pada suatu waktu ketika aku browsing gambar kartun yang rencananya akan aku jadikan profil akun untuk istriku, aku menemukan sebuah gambar kartun gadis berhijab disertai topi lebar diatasnya dan ada tulisan kecil disampingnya yang berbunyi " Hasil tidak akan menghianati ikhtiar " . 

Tulisan yang sebenernya sudah berkali-kali aku dengar dan aku lihat pada media-media yang lain walaupun dalam bentuk lafad yang agak berbeda tetapi menurutku esensinya sama. Tetapi entahlah pada waktu itu tulisan tersebut begitu melekat dihatiku. Aku sendiri sebenarnya juga merasa semenjak hari bersejarah itu hatiku selalu gampang baper dalam hal apapun. Tetapi kebanyakan baperku pada hal-hal yang beraroma negatif yang mengakibatkan diriku menjadi merana, bersedih bahkan frustasi. 

Melihat film yang sedih,, aku langsung ikut-ikutan sedih, ada orang yang sebenarnya ingin bercanda denganku,, aku menanggapi dengan perasaan yang berbeda,, bahkan terkadang ketika istriku menasehati anakku karena dia berbuat salah,, aku menganggap kata-kata itu juga ditujukan kepadaku.
Karena merasa cocok dengan gambar kartun berhijab tersebut, maka aku mendownloadnya dan kujadikan profil akun istriku. Memang, semenjak hari bersejarah itu untuk berselancar di dunia maya terutama medsos aku selalu menggunakan akun istriku. Sebenarnya awalnya aku tetap menggunakan akun milikku sendiri, tetapi karena banyak yang bertanya tentang keadaanku dan ternyata keadaanku selama beberapa tahun tidak ada perubahan yang berarti aku menjadi bingung menjawabnya. Aku menjadi minder dan menutup diri tidak hanya dikeseharianku akan tetapi juga didunia maya.

Akan tetapi karena untuk mengusir rasa bosan yang melanda, akhirnya aku tetap sering menggunakan internet dan tentunya menggunakan nomer serta akun istriku. Kalau dalam sebuah peribahasa ada istilah " lempar batu sembunyi tangan ", maka istilah yang aku pakai adalah " melihat batu sembunyi mata..." Ha..ha..ha...

Aku teringat dahulu pernah ketika ngaji guruku menerangkan bahwa kategori manusia bila dihubungkan dengan sebuah kebahagiaan maka terbagi menjadi empat, yaitu ; 
1.  Orang yang bahagia di dunia dan juga bahagia di akhirat.
2.  Orang yang bahagia didunia akan tetapi sengsara di akhirat.
3.  Orang yang sengsara didunia akan tetapi bahagia diakhirat.
4.  Orang yang sengsara didunia akan tetapi juga sengsara di akhirat.

Aku tidak ingin menjadi golongan orang yang ke 4. Kalau masalah diakhirat itu adalah hak prerogratif Allah. Yang penting kita berbuat baik pada sesama dan berusaha beribadah sebaik mungkin. Kalau masalah kebahagian di dunia, aku yakin hal tersebut perlu diusahakan tidak hanya pasrah terhadap keadaan yang menimpa kita. Kebahagiaan tidak hanya melulu masalah melimpahnya harta benda, masih banyak bentuk kebahagian yang lain yang bisa didapati walaupun terkadang seringnya itu juga tetap perlu sokongan dana...
He..he..he..

Dalam Al Qur'an surat Ar Radd : 11, telah dijelaskan :

انّ اللّه لايغيّروا مابقوم حتّى يغيّروا مابانفسهم
"Sesungguhnya Allah tidah merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri"


Aku terus meyakinkan pada diriku sendiri bahwa kebahagiaan itu dimulai dari diri sendiri. Orang lain tidak akan bisa memberikan kebahagiaan pada kita kalau diri kita sendiri belum siap menerima kebahagiaan tersebut. Orang yang terlanjur frustasi walaupun ada yang memberinya mobil alphard belum tentu dia menjadi bahagia, kecuali kalau frustasinya disebabkan karena dia ingin punya mobil tapi tidak kesampaian,, he..he..

Berdasarkan apa yang aku rasakan, orang yang terlanjur frustasi kecenderungan nya ingin keluar dari masalah yang dia hadapi dengan cara apapun dan salah caranya adalah dengan meninggalkan dunia ini alias bunuh diri. Dan dari berita yang aku lihat dan baca itu banyak terjadi.
Oleh karena itu aku tidak ingin hal tersebut terjadi pada diriku, karena jelas itu akan menjadikanku anggota golongan orang yang nomer 4, yaitu orang yang sengsara didunia akan tetapi juga sengsara di akhirat. Naudzubillahi min dzalik.
Itulah sebabnya kata-kata yang ada pada gambar kartun berhijab itu begitu membekas dihatiku, yaitu hasil tidak akan menghianati ikhtiar .
Kata ikhtiar merupakan serapan dari bahasa arab yang berasal dari kata اختار yang berarti memilih.
Memilih antara sejahtera atau sengsara..
Memilih antara berkecukupan atau kekurangan..
Memilih antara bahagia atau tetap menderita..
Sedangkan menurut KBBI, kata ikhtiar berarti syarat untuk mencapai sebuah maksud ; daya upaya. Kebahagiaan yang aku impikan tidak akan datang dengan sendirinya tanpa adanya awalan dari dalam diriku sendiri. Dalam arti aku harus mengusahakan kebahagiaan tersebut bukan malah pasrah terhadap apa yang terjadi. Kalau toh pun hasilnya tidak sesuai dengan yang aku harapkan, bukan berarti itu mengkhianati ikhtiar yang sudah aku lakukan...
Tetapi mungkin Allah SWT memilih hal tersebut karena itu adalah pilihan yang terbaik bagi diriku.
Yang terpenting,,, aku akan tetap bahagia dengan yang aku punya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar