Halaman

Rabu, 16 Januari 2019

Sebenarnya Nikah itu Enak Nggak sih?

image source: Pinterest
Sebelum membahas masalah enak nggak enak, kita bahas hukum nikahnya dulu.

Hukum asal nikah adalah sunah, karena merupakan anjuran dari Rasulullah. Hukum sunah ini diperuntukkan bagi seseorang yang memang sudah mampu secara lahir batin untuk melaksanakannya. 

Sebagaimana hadits Nabi riwayat Al-Bukhari nomor 4779 berikut ini:
يا معشر الشباب من استطاع منكم الباءة فليتزوج، فإنه أغض للبصر وأحصن للفرج، ومن لم يستطع فعليه بالصوم، فإنه له وجاءٌ
Artinya, “Wahai para pemuda, jika kalian telah mampu, maka menikahlah. Sungguh menikah itu lebih menenteramkan mata dan kelamin. Bagi yang belum mampu, maka berpuasalah karena puasa bisa menjadi tameng baginya.”

Hukum asal nikah memang sunah, akan tetapi ini bisa berubah melihat kondisi dan situasinya. Apabila seseorang sudah mampu secara lahir dan batin, dan juga punya hasrat yang tinggi sehingga ditakutkan akan melakukan perzinaan, maka wajib baginya untuk menikah demi menghindari perbuatan zina tersebut.

Demikian juga hukum nikah bisa berubah, jikalau seseorang dirasa masih ragu akan kemampuannya untuk menghidupi sebuah keluarga, dan juga keinginan menikahnya belum ada, maka hukumnya menjadi makruh. Hal ini ditakutkan kalau dia tetap dipaksakan berkeluarga, maka malah akan menjadikan kesengsaraan bagi keduanya. Bahkan hukum nikah bisa menjadi haram apabila ada niat jahat yang terselubung didalamnya. Misalnya dia nikah agar bisa leluasa menyakiti pasangannya, atau untuk mengeruk hartanya.

Lalu bagaimanakah keadaan setelah menikah? Enak nggak?

Nikah itu enak
Menurut pendapat beberapa orang yang sudah nikah, menikah itu punya banyak keuntungan alias enak.

1. Menghalkan sesuatu yang haram
Hubungan dua orang yang bukan muhrim adalah haram alias berdosa. Apabila sudah menikah kita bebas melakukan apapun, selama masih dalam koridor agama. Mau bercanda, bercengkerama, berduaan,ber hem..hem..hem, dan lain-lainnya menjadi boleh alias bebas.

2. Ada teman ngobrol dan curhat setiap diperlukan
Sebelum menikah, mungkin beberapa orang punya teman karib yang bisa diajak ngobrol dan curhat. Akan tetapi, bila sudah menikah, kita bisa ngobrol dan curhat lebih intens lagi dengan pasangan. Waktunya tak terbatas, bahannya bisa mulai dari A sampai Z atau dari nol sampai tak terhingga, dan bisa dilakukan dalam kondisi dan tempat yang bagaimanapun juga. Yang penting asyik aja, ehm..ehm..ehm..

3. Bisa punya anak
Anak adalah dambaan seseorang untuk meneruskan garis keturunannya. Dengan menikah, kita bisa punya anak dari darah daging kita sendiri dengan cara yang halal. Anak bisa jadi kebanggaan seseorang. Anak yang sholeh juga bisa menjadi ladang pahala bagi orang tuanya.

4. Pasangan atau keluarga bisa menjadi mood booster
Yang dimaksud mood booster disini adalah pendongkrak semangat. Ketika lelah melanda sesudah bekerja, dengan punya pasangan kita bisa bercanda atau bersenda gurau untuk menghilangkan rasa penat. Demikian juga keberadaan anak, mereka akan menjadi mood booster kita. Lelah kita akan terbayarkan oleh senyuman mereka.

Nikah itu nggak enak
Menurut beberapa narasumber juga, nikah itu juga banyak nggak enaknya.

1. Kebebasan terenggut
Keadaan sebelum menikah, dengan setelah menikah, pasti ada bedanya. Walaupun mungkin untuk beberapa orang hanya tipis. Kita tidak akan bisa pulang kerumah semau gue lagi, karena ada pasangan yang ditinggalkan dirumah. Hubungan dengan teman pun, tidak akan bisa seperti sebebas dulu lagi, karena kita juga harus memikirkan perasaan pasangan. Intinya, kebebasan kita akan terkurangi ketika sudah menikah.

2. Punya beban lebih
Ketika masih jomblo, yang penting adalah terpenuhinya kebutuhan diri sendiri, orang lain urusan belakangan. Ketika menikah, prinsip seperti itu harus dibuang jauh-jauh ke luar angkasa. Seorang suami harus menafkahi istrinya lahir batin, dan juga anak yang sudah dikaruniakan kepadanya. Demikian juga istri, harus mampu membahagiakan suami sesuai kemampuannya. Alhasil, suami istri punya tugas dan kewajiban masing-masing yang harus dijalankan ketika mereka sudah terikat dalam tali pernikahan.

3. Hidup lebih banyak tekanan
Dalam hidup tekanan itu pasti kita dapati. Selama kita masih hidup dengan sesama manusia alias bermasyarakat, tekanan bisa datang darimana saja. Dan tekanan itu akan bertambah banyak ketika kita sudah menikah. Tekanan ini bisa timbul dari faktor ekonomi, hubungan suami isteri, keluarga, ataupun masyarakat.

Ketiga faktor tersebut itulah yang paling banyak membuat sebuah bahtera rumah tangga menjadi hancur berantakan. Ketidakmampuan suami istri untuk menyelesaikan masalah rumah tangganya, adalah titik awal dari kehancuran tersebut.

Lha terus bagaimana?
Jadinya, nikah itu enak nggak?

Menurut beberapa sumber lagi, termasuk menurut penulis sendiri. Menikah itu lebih menentramkan dan membahagiakan. Berbagai macam keindahan dan kenikmatan akan kita dapatkan ketika sudah menikah. Dan tentunya keindahan dan kenikmatan yang kita dapat masih dalam jalur yang diridhoi oleh Allah SWT. Hal ini juga berarti, bahwa pahala akan terus mengalir dari perbuatan kita. Karena apa yang kita lakukan, mendapatkan ridho dari Allah SWT.

Lalu bagaimana dengan resiko-resiko yang akan kita hadapi jikalau sudah menikah?

Selama manusia masih hidup, semuanya pasti ada resikonya. Dengan tidak menikah pun juga pasti ada resiko yang menyertainya. Dengan menikah kita bisa menghadapi resiko yang timbul secara bersama-sama. Tinggal bagaimana kita menyikapinya saja.

Dalam pernikahan memang dibutuhkan untuk mengesampingkan ego dari masing-masing pasangan, kita tidak bisa menang sendiri. Juga butuh saling memahami, saling pengertian, saling menjaga dan bisa mema'afkan ketika ada kesalahan dari pasangan. Semua itu memang sulit, tetapi bisa kita pelajari dan diterapkan seiring dengan berjalannya waktu. Dan semuanya akan menjadi lebih mudah, kalau niat kita menikah adalah karena mencari ridho Allah SWT, bukan karena menuruti hawa nafsu belaka.

Banyak pasangan juga sudah membuktikan, dengan menikah, cinta mereka malah menjadi lebih besar seiring dengan berjalannya waktu. Hal itu timbul karena kebersamaan yang telah terjalin diantara mereka. Terbiasa bersama, berinteraksi, menghadapi masalah bersama, juga bentuk kebersamaan-kebersamaan yang lain.
Seperti pepatah jawa, "witing treno jalaran songko kulino".

Hilangkan rasa pesimis!
Menikah memang butuh persiapan lahir batin, tapi menikah akan menjadi sebuah keindahan kalau niat kita adalah mencari ridho Allah.
Nikah yuk!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar